Tuesday 19 March 2013

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DI PERPUSTAKAAN


Oleh :
Itmamudin, SS

Dalam makalah ini penulis menyampaikan beberapa hal terkait dengan peran pustakawan sebagai makhluk sosial di perpustakaan. Untuk memudahkan penulis dalam menyampaikan makalah ini, penulis sampaikan dalam sistematika penulisan sebagai berikut, pendahuluan, tugas utama pustakawan di perpustakaan, peran pustakawan sebagai tenaga fungsional di perpustakaan, dan peran pustakawan sebagai makhluk sosial di perpustakaan, penutup

A.   Pendahuluan
Pustakawan dan perpustakaan merupakan sesuatu yang tak terpisahkan, seperti dua sisi mata uang, dimana ada perpustakaan, maka idealnya disitu juga harus ada pustakawan. Namun pada kenyataanya, banyak sekali perpustakaan yang di dalamnya tidak ada pustakawan. Sehingga perpustakaan tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Bagi kebanyakan orang, profesi pustakawan merupakan profesi yang belum terlalu diperhitungkan, karena kebanyakan mereka menilai sebuah profesi diukur dengan penilaian terhadap materi. Sementara perhatian pemerintah sendiri untuk pustakawan saat ini juga belum seperti perhatiannya kepada profesi yang lain misalnya profesi dokter, hakim, jaksa dan profesi lainya. Hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan perpustakaan belum seperti kebutuhan mereka akan profesi yang lain.
Mereka lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi terlebih dahulu sebelum menjadikan perpustakaan sebagai prioritas utama mereka.  wiji suwarno (2010 : 46) mengatakan bahwa perpustakaan masih merupakan keinginan (wants) dari pada kebutuhan (needs) bagi sementara orang. Ini artinya bahwa kesadaran dan kepentingan mereka terhadap perpustakaan sebagai sumber informasi mulai ada, mulai menggejala dan berkembang tetapi belum menjadi prioritas yang utama. Satu contoh dalam dunia kampus, sebenarnya banyak mahasiswa yang ingin berkunjung ke perpustakaan, ingin membaca buku, ingin meminjam buku, dan seterusnya, namun itu baru sebatas keinginan saja, belum diwujudkan dalam tindakan nyata dengan datang ke perpustakaan, kemudian di sana membaca buku, meminjam buku dan seterusnya. Mahasiswa ini biasanya mau berkunjung ke perpustakaan manakala terbentur dengan keadaan yang memaksa, misalnya karena ada tugas dari dosen, atau menyelesaikan tugas akhir, sehingga mereka baru buru-buru ke perpustakaan. Akan berbeda manakala ketika perpustakaan sudah menjadi kebutuhan bagi mahasiswa, mereka akan datang ke perpustakaan baik ada ataupun tidak ada tugas dari dosen. Di satu sisi menjadikan perpustakaan yang representatif dan layak digunakan oleh masyarakat luas juga bukan sesuatu yang mudah dan menjadi tantangan bagi para pustakawan sebagai motor penggerak kemajuan perpustakaan.
Makalah lengkap lihat disini

No comments:

Post a Comment