Sistem
temu balik multimedia memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka penyatuan penyimpanan dan temu
balik informasi di dalam sejumlah formulir-formulir, teks , gambar, audio dan
video. Informasi yang ada di dalam multi media
memiliki beberapa karakter khusus yang hal tersebut menimbulkan
perbedaan dari informasi yang tersaji secara tekstual, dan selanjutnya temu
balik informasi multimedia juga berbeda dari sistem temu balik teks secara
konvensional.
Saturday, 28 April 2012
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PROSES ORGANISASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
A. Pendahuluan
Dalam dua dasa
warsa terakhir, teknologi berkembang begitu cepat. Banyak aspek kehidupan
akhirnya berubah, termasuk perubahan perilaku masyarakat karena adanya
teknologi informasi, dimulai dengan penemuan komputer pribadi di era tahun
1980an dan mulai banyak digunakan pada dasa warsa terakhir abad 20 benar-benar
telah menjadi pola kerja, pola kehidupan dan berbagai aspek lain seperti
penyimpanan data, penyediaan data serta penyajian data. Hal ini harus disadari
oleh pustakawan untuk mengadaptasi perubahan ini.
Friday, 27 April 2012
PERPUSTAKAAN SEKOLAH BUKAN GUDANG BUKU PROYEK : Oleh : Itmamudin, SS[1]
A. Koleksi
Perpustakan Sekolah yang ideal
“Pagi itu, sebut saja namanya Bunga, sangat senang
melihat sebuah truk masuk ke sekolah. Tidak henti-hentinya mata Bunga menatap
satu persatu barang yang diturunkan dari dalam truk, kemudian lewat di
hadapanya sebut saja namanya Ranti seorang pustakawan yang kebetulan bertugas
untuk menerima barang tersebut. Tanpa ragu bunga bertanya kepada guru tersebut,
“ibu, apa to itu bu?” si guru menjawab “oh, itu buku baru nak, kiriman dari
pemerintah”, spontan bunga bersorak “horee…..kita dapat buku baru…..”kemudian si
Bunga mengajak teman-temanya untuk datang ke perpustakaan melihat buku-buku
yang baru datang dengan sangat antusias, namun begitu membuka satu persatu buku
baru tersebut, si bunga dan teman-temanya kecewa, karena buku baru tersebut
sama sekali tidak menyenangkan seperti yang ada dalam pikiran si bunga dan
teman-temanya. Si bunga berharap, buku baru tersebut berisi tentang cerita
anak-anak, dongeng, cerita bersambung dan lain sebagainya yang bernuansa
cerita. Namun kenyataanya buku baru tersebut hanya berisi buku-buku pelajaran
saja yang menurut mereka tidak menarik. Dengan berat hati akhirnya si bunga dan
teman-temanya beranjak pergi meninggalkan perpustakaan dengan perasaan kecewa”.
Sepenggal
cerita diatas, bukan hanya isapan jempol belaka dan barangkali terjadi dibanyak
sekolah. Keadaan semacam ini menggambarkan betapa perpustakaan sekolah saat ini
belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Kebanyakan perpustakaan
sekolah hanya mengkoleksi buku-buku pelajaran saja, dan sedikit buku-buku yang
bernuansa rekreatif atau fiksi. Hal ini sangat kontroversial dengan pendapat
Dian Sinaga[2] yang
mengatakan bahwa komponen koleksi perpustakaan sekolah di bawah ini :
Subscribe to:
Posts (Atom)