Oleh : Itmamuddin S.S

Ada sebuah percakapan dari seorang pengunjung dengan petugas di bagian layanan legalisasi ijasah, sebut saja si A berkata “Bu saya mau legalisir” si petugas menjawab “ya silahkan, isi dulu blangko ini ya!kalau sudah silahkan anda tunggu di sana, bisa sambil baca koran!nanti kalau sudah selesai anda akan saya panggil” si A menjawab “terimakasih bu” si petugas menjawab “sama-sama”
Dari percakapan tadi jelas terlihat bahwa terjadi komunikasi yang sangat baik antar keduanya, terasa saling menghormati dan menghargai. Komunikasi semacam ini merupakan bentuk komunikasi yang sangat didambakan oleh para pengunjung. Namun sudahkah di tempat kerja kita komunikasi semacam ini diterapkan?pertanyaan ini sangat menggelitik penulis untuk menyampaikan berbagai keluhan yang sering penulis dengar baik secara langsung maupun tidak langsung dari pengunjung di lembaga kita. Sebagai bagian dari lembaga ini penulis merasa perlu menyampaikan ini sebagai rasa tanggung jawab penulis untuk kemajuan lembaga ini. Di semua lini dan bagian dilembaga ini seringkali terjadi komunikasi yang tidak
assertive. Seringkali kita dengar pengunjung marah-marah dengan petugas dan sebaliknya petugas marah-marah dengan pengunjung, bahkan pernah hampir saja terjadi adu jotos antara petugas dengan pengunjung. Hal ini sangat memalukan lembaga kita yang merupakan salah satu lembaga akademis dan menghasilkan para akademisi dan praktisi yang berbasis keislaman. Jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa ada upaya kea rah perubahan, penulis khawatir
image atau kesan pengunjung terhadap pelayanan kita akan menurun